YoonHae Fanfics Library



[One-shot] You

Author  :  Lyka_BYVFEGS

Cast :  Lee Donghae x Im Yoona and others

Genre :  One-shot, Romance, Comedy

Title :  You

Notes  :

Inspirasi FF ini aku dapatkan saat mendengar lagu Beast-You, makanya aku kasih judul sama. mungkin ceritanya agak berbeda dengan isi lagu itu sendiri. Aku takut kalau aku samain jadinya malah kayak songfic.

Untuk sequel Because I’m a Fool part 2 sedang dalam proses pengerjaan. Aku masih memikirkan cara paling romantis saat Donghae melamar Yoona nanti. Makanya sequelnya aku buat panjang. Semoga readers semua tetap setia menunggu lanjutan dari FFku yang satu itu.

So, sebagai selingan, aku buat FF ini terlebih dahulu. Mumpung ada ide diotakku.

Semoga kalian suka.

Mianhe kalau gaje dan banyak typo.

Oh iya, anggap aja di FF ini Yoona bukan korban broken home, sedangkan Donghae merupakan anak tunggal dan ayahnya masih hidup. Hanya untuk kebutuhan cerita saja. Hehehehe….

Happy Reading!!!

 

You

 

Donghae POV

“Kau benar-benar akan dipindahtugaskan?” tanyaku tidak percaya.

“Ne, Lee sajangnim memintaku untuk menjadi sekretarisnya.” jawab seorang yeoja yang saat ini tengah duduk dihadapanku.

“Tapi bagaimana denganku?” tanyaku memelas.

“Memangnya kau kenapa?” tanyanya polos.

“Aish! Kau ini! Kalau kau menjadi sekretaris appa, lalu siapa yang akan menjadi sekretarisku?” tanyaku sedikit emosi.

“Untuk masalah itu, Lee sajangnim akan mencarikan penggantiku untukmu.”

“Andwae!” tolakku.

“Waeyo? Kau mau menentang appamu sendiri, huh?”

“Ani, bukan begitu. Hanya saja….” Aku  menggantungkan kalimatku. Tidak mungkin aku mengakui kalau aku lebih suka dia menjadi sekretarisku daripada orang lain. Bisa besar kepala dia nantinya

“Hanya saja apa?” tanyanya penasaran.

“Aish! Terserah kau saja! Lalu kapan kau akan mulai bekerja dengan appa?”

“Lusa.” jawabnya singkat.

“Mwo? Lusa? Secepat itukah?” tanyaku tidak percaya.

“Mau bagaimana lagi, Lee sajangnim yang memerintahku seperti itu.” jawabnya sedikit lesu.

“Waeyo? Kenapa kau tampak lesu seperti itu?”

“Ani. Aku heran dengan Lee sajangnim, kenapa beliau tidak mencari sekretaris yang lain saja? Kenapa malah memintaku menjadi sekretarisnya? Apa beliau tidak tahu kalau anak kesayangannya ini tidak bisa lepas dariku?” katanya sambil melirik ke arahku.

Aku tahu dia sedang menyindirku.

“Ya! Apa maksudmu? Kau menyindirku, huh?” tanyaku tidak terima.

“Jadi kau merasa? Baguslah.” jawabnya santai.

“Ya! Im Yoona! Kau benar-benar cari mati, huh?” tanyaku geram. Bisa-bisanya dia mengejekku seperti itu.

Dia hanya tertawa dengan sangat lebar karena telah berhasil membuat Lee Donghae, putra seorang pengusaha ternama diKoreamenjadi kesal.

“Kau mau kemana?” tanyaku saat ku lihat dia menuju ke arah pintu.

“Keluar. Masih banyak yang harus aku urus untuk kepindahanku.” jawabnya tanpa membalikkan badan ke arahku.

“Ya! Im Yoona! Aku belum selesai bicara!” teriakku memanggil namanya. Tapi dia tetap melangkah menuju pintu dan menghilang bersamaan dengan ditutupnya pintu itu.

Aish! Dia benar-benar menyebalkan! Selalu saja seperti itu. Seenaknya sendiri. Tapi entah kenapa aku merasa nyaman berada didekatnya. Aku, Lee Donghae, bukanlah orang yang mudah dekat dengan wanita. Aku selalu bersikap dingin terhadap mereka. Di luarsanabanyak wanita yang tergila-gila kepadaku. Bukan sombong tapi memang itulah kenyataannya. Mungkin karena aku kaya, tampan, atau apalah aku sendiri juga tidak tahu. Tapi yang pasti aku tidak ingin menambah ruwet (?) pikiranku dengan yang namanya wanita.

Aku sudah berumur 25 tahun dan sampai sekarang aku belum pernah merasakan yang namanya cinta. Aku sendiri juga tidak tahu seperti apa cinta itu. Yang aku tahu cinta membuat segalanya bertambah buruk. Itulah sebabnya aku tidak menggubris wanita  yang tergila-gila kepadaku. Memandangku dengan tatapan memuja. Aku akui mereka sangat cantik dan sexy, tapi untuk apa itu semua? Aku sama sekali tidak tertarik dan tidak punya waktu untuk memikirkannya. Pekerjaanku saja sudah menyita seluruh pikiran dan tenagaku.

Tapi ada yang aneh denganku akhir-akhir ini. Im Yoona. Ya, gadis itu. Entah apa yang membuatku begitu tertarik kepadanya. Meskipun saat pertemuan pertama, kami sudah saling bertengkar –dan tetap berlanjut hingga sekarang, tapi aku merasa dia seperti mempunyai magnet yang menarikku untuk selalu berada didekatnya.

Dia cantik, berkulit putih, pintar, dan mempunyai senyum yang sangat manis. Aku yakin dia adalah tipe semua pria. Aku belum tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku selalu gugup setiap berhadapan dengannya, maka dari itu aku selalu berusaha mengajaknya bertengkar untuk sekedar menutupi rasa gugupku. Oh! Jangan sampai dia tahu kenyataan ini.

Dan sekarang, aku sungguh sangat kecewa mengetahui dia tidak akan bekerja denganku lagi. Memang kami masih satu kantor tapi pasti akan sangat sulit untuk bertemu, karena ruangan appa yang berbeda lantai dengan ruanganku.

Appa! Kenapa kau sangat menyebalkan? Kenapa juga harus gadisku yang kau jadikan sekretarismu? Apa appa tidak bisa mencari orang lain saja? Terserah appa mau memilih yang seperti apa, asalahkan jangan Yoona-ku.

Tunggu dulu! Tadi aku menyebutnya apa? Yoona-ku? Apa aku tidak salah? Kenapa aku jadi seperti ini?

ARGHHH!!! IM YOONA!!! KAU MEMBUATKU GILA!!!!

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“YA! Yoona-ah! Tunggu aku!” teriakku saat dia berjalan didepan meninggalkanku.

“Salah sendiri. Kau itu kan namja kenapa berjalan saja seperti keong.” jawabnya asal.

“Bukan salahku, aku kan tadi menyuruhmu menunggu karena aku ingin mengambil jas dahulu, tapi kau sudah meninggalkanku.” gerutuku.

“Terserah kau saja! Aku pulang dulu.” pamitnya mempercepat langkahnya.

“Chakkaman!” kataku sambil menarik tangan kirinya.

“Ada apa lagi?” tanyanya kesal.

“Aku antar kau pulang.” jawabku singkat.

“Mwo?” tanyanya terkejut. Langsung saja aku menarik tangannya tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan yang kurasa tak butuh jawaban itu.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“Apa kau lapar?” tanyaku memecah keheningan, karena sejak mobil ini berjalan 10 menit yang lalu dia tidak berbicara sepatah katapun. Entahlah apa yang dipikirkannya, sedari tadi dia sibuk dengan pemandangan di luar sana yang menurutku tidak menarik sama sekali untuk dilihat.

“Ani.” jawabnya singkat.

“Kau kenapa, Yoona-ah?” tanyaku penasaran, karena tidak biasanya di terlihat begitu lelah seperti ini.

“Gwaenchana.” jawabnya sambil tersenyum.

“Tapi kenapa kau diam saja. Apa ada masalah? Tidak seperti Im Yoona yang biasanya, cerewet dan keras kepala.” kataku menggodanya. Berharap dia melupakan masalah atau apapun itu yang menjadikannya seperti ini.

“Sejak kapan Tuan Lee ini begitu perhatian kepadaku?” tanyanya.

“Aish! Babo! Bukankah aku selalu perhatian terhadapmu?” tanyaku balik.

“Ne, gomawo. Meskipun kau sangat menyebalkan, tapi ada kalanya kau sangat membantuku.” jawabnya sambil menganggukkan kepalanya.

“Jadi akan makan apa kita malam ini?” tanyaku padanya, mengingat kami belum makan malam.

“Terserah kau saja. Asalkan kau yang membayarnya, aku akan dengan senang hati memakannya.” jawabnya semangat.

Ckckck…

Gadis ini benar-benar bisa merubah moodnya dengan cepat.

“Baiklah, kita makan ditempat biasa saja.” putusku akhirnya.

“Ne.”

Donghae POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Yoona POV

“Eomma, aku pulang!” teriakku saat aku memasuki rumah.

“Yoona-ah, tadi Seohyun datang kesini. Dia baru saja pulang, mungkin kalian berselisih jalan tadi.” kata eomma saat aku menghampirinya yang tengah membersihkan dapur.

“Memang ada apa Seohyun kesini, eomma?”

“Molla. Tadi dia bilang hanya mampir saja. Apa kau sudah makan malam?” tanya eomma.

“Sudah.”

“Dapat makan gratis lagi dari Donghae?” tanya eomma.

“Bagaimana eomma tahu?” tanyaku balik.

“Bukankah hampir setiap hari kau makan malam dengannya?” jawab eomma santai.

Aku hanya tersenyum kecut menanggapinya. Entah apa sebenarnya hubunganku dengan Lee Donghae. Sebatas rekan kerja atau lebih. Aku tidak tahu. 2 tahun mengenalnya membuat kedua keluarga kami menjadi dekat. Entah ini memang takdir atau hanya kebetulan semata. Eomma dan Lee ahjumma, eomma Donghae, adalah teman SMP.

Beberapa bulan terakhir ini aku merasa ada yang salah dengan jantungku. Setiap aku melihat atau berdekatan dengan Donghae, jantungku selalu berdetak dengan sangat cepat. Tidak mungkin kan aku jatuh cinta kepadanya? Namja dingin dan menyebalkan seperti dia. Mungkin aku harus memeriksakan jantungku ke dokter spesialis jantung. Aku tidak mau jika nanti aku mengetahui penyakitku saat semuanya sudah terlambat.

Tapi aku benar-benar kecewa dan sedih saat Lee ahjussi memintaku, ah bukan lebih tepatnya memaksaku untuk menjadi sekretarisnya. Padahal tadi aku sudah menolak, tapi tetap saja Lee ahjussi bersikeras dengan keputusannya. Aku sedih karena tidak bisa melihat Donghae lagi, pasti aku akan sangat merindukannya.

YA!!! IM YOONA!!!

Untuk apa kau memikirkan si Donghae menyebalkan itu? Kau tidak boleh mencintainya. Ingat itu! KAU TIDAK BOLEH MENCINTAI LEE DONGHAE! Dia bukanlah tipe idealmu. Remember it!

Aish! Tapi sepertinya aku benar-benar telah jatuh cinta kepadanya.

ARGHHH! ANDWAE!!!

“Yoona-ah, kau kenapa?” tanya eomma membuyarkan lamunanku.

“Aku tidak apa-apa eomma.” Jawabku.

“Tapi kenapa kau melamun lalu mengelengkan kepalamu seperti itu?” tanya eomma bingung.

“Aniya. Aku ke kamar dulu eomma. Aku lelah.” pamitku langsung berlari meninggalkan eomma yang hanya melongo melihat kelakuanku.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

1 minggu kemudian…..

“DOR!!!!” teriak seseorang dari belakangku yang membuatku kaget setengah mati.

“Ya! Lee Donghae! Apa yang kau lakukan? Kau ingin membuatku mati serangan jantung, huh?” tanyaku kesal.

“Tidak, nyatanya kan kau masih berdiri dihadapanku dan masih bisa marah-marah seperti ini.” jawabnya enteng (?).

“Aish!”

“Bagaimana bekerja dengan appa? Pasti lebih menyenangkan bekerja denganku.” tanyanya antusias.

“Tidak. Lee ahjussi justru lebih menyenangkan dibandingkan denganmu. Aku heran sebenarnya darimana sifat menyebalkan dan keras kepalamu itu? Kau sama sekali tidak mirip dengan Lee ahjussi maupun Lee ahjumma.” jawabku mengejeknya.

“YA! IM YOONA!” teriaknya tidak terima.

“Wae?” jawabnya dengan muka polos.

“Kau…”

“Ah! Sudahlah! Aku harus pergi dengan Lee ahjussi.”

“Kalian mau kemana?” tanyanya penasaran.

“Apa urusannya denganmu?” tanyaku balik.

“Tentu saja ada.”

“Mwoya?”

“Karena aku merindukanmu.” jawabnya lirih sehingga aku tidak terlalu mendengar apa yang dikatakannya.

“Mwo?” tanyaku ingin tahu.

“Ani.” jawabnya salah tingkah.

“Ya sudah, aku pergi dulu. Mimpi apa aku semalam sampai harus bertemu denganmu pagi ini.” gumamku mulai melangkah.

“Mwo? Apa yang baru saja kau katakan?” tanya Donghae marah. Ups! Sepertinya dia mendengar perkataanku tadi.

“Hehehe…” aku hanya ketawa nyengir (?) menanggapinya. Buru-buru kulangkahkan kakiku menjauh darinya sebelum perang dunia -yang untuk kesekian kalinya akan terjadi di kantor yang tak bersalah ini.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Huft!

Kau benar-benar bodoh, Im Yoona.

Bagaimana bisa kau mencintai bosmu sendiri. Aku pasti sudah gila. Meskipun dia menyebalkan, tapi entah kenapa itulah yang membuatku mencintainya. Dia tidak pernah membuatku bosan saat berada didekatnya.

Tapi apa dia mempunyai perasaan yang sama denganku? Tidak mungkin. Dia kan sangat dingin dengan semua wanita. Tidak mungkin dia mencintaiku. Tapi bukankah selama ini dia memperlakukanku berbeda dengan wanita lain? Tapi bisa saja itu semua karena dia bos dan aku ‘pembantunya’. Ah! Sudahlah! Terlalu banyak kata ‘tapi’ dalam otakku.

Tunggu dulu! Bukankah tadi dia bilang merindukanku? Atau aku hanya salah dengar saja? Semoga tidak. Bolehkan aku berharap bahwa dia mencintaiku? Aku sangat merindukannya, sudah sejak 5 hari yang lalu kami tidak bertemu dan baru bertemu tadi.

Aku pasti sudah gila karena memikirkannya terus. Im Yoona, kau benar-benar sudah gila. 100% gila. Hahahaha….

“Yoona-ah?” sebuah suara membuyarkan lamunanku.

“Ne, Lee sajangnim.” jawabku sambil membungkuk sopan.

“Aish! Kau tidak perlu seformal itu. Panggil abeoji saja, bukankah sudah berkali-kali aku menyuruhmu memanggilku begitu?”

“Tapi, saya merasa tidak enak sajangnim. Ini kan masih di kantor. Apa kata orang nanti? Tapi tenang saja, kalau di luar kantor saya akan memanggil Lee sajangnim dengan sebuatan abeoji.” kataku semangat.

“Benarkah?” tanyanya tidak percaya

“Ne.” jawabku sambil tersenyum manis.

“Baiklah, terserah kau saja. Kajja! Kita segera berangkat. pasti klien sudah menunggu sedari tadi.”

“Ne.”

Yoona POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Donghae POV

“Memikirkan gadis itu lagi?” tanya Leeteuk hyung.

“Siapa?” tanyaku bingung.

“Jangan pura-pura tidak tahu. Tentu saja Im Yoona.” jawab Leetek hyung.

“Ani. Aku tidak sedang memikirkannya.”

“Mungkin kau bisa membohongi orang lain, tapi kau tidak bisa membohongi sahabatmu sendiri.” kata Leeteuk hyung.

“Ne, kalau hyung mencintainya kenapa tidak mengatakan langsung pada orangnya?” tanya Kyuhyun yang sedari tadi sibuk memakan jajangmyeon didepannya.

“Aku tidak mencintainya.” bantahku.

“Ne. Hyung memang tidak mencintainya, tapi sangat mencintainya.” kata Kyuhyun asal.

“Aish! Terserah kalian mau mengatakan apa. Aku tidak peduli. Lagi pula tidak ada dalam kamus hidupku yang namanya jatuh cinta atau apalah itu.”

“Jangan berbicara seperti itu. Kau akan menyadari cinta itu saat kau kehilangannya.” kata Leeteuk hyung bijak.

“Mungkin. Tapi tidak untuk saat ini.” jawabku santai.

Aku tidak mau terlalu cepat menyimpulkan bahwa aku mencintai Yoona hanya karena sesuatu yang aneh yang terjadi padaku saat aku didekatnya ataupun jauh darinya. Mungkin aku memang mencintainya tapi itu nanti, bukan sekarang. Karena aku sendiri belum yakin dengan apa yang aku rasakan saat ini. Terlalu banyak yang tidak ku mengerti tentang cinta.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“Yeoboseyo?”

“Yoona-ah?”

“Waeyo? Ada apa kau meneleponku malam-malam seperti ini? Aku sangat mengantuk, aku ingin tidur. Kalau tidak ada yang penting sebaiknya besok saja di kantor. Annyeong…” katanya panjang lebar.

“YA! Chakkaman!” cegahku sebelum dia benar-benar menutup teleponnya.

“Mwoya?” jawabnya kesal.

“Bisakah besok kau temani aku ke acara ulangtahun Taeyeon?” tanyaku ragu.

“Babo! Tanpa kau mintapun aku pasti kesana, karena Taeyeon eonni juga mengundangku.” jawabnya.

“Arasseo. Besok sepulang dari kantor aku akan menjemputmu.”

“Ne.”

Sambungan teleponpun terputus. Kalian tahu apa yang aku rasakan setelah mendengar suaranya? Aku sangat senang. Aku rasa aku akan tidur nyenyak malam ini.

Donghae POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Yoona POV

“Saengil chukkae, eonni.” kataku sambil memeluk Taeyeon eonni.

“Gomawo, Yoona-ah.”

“Saengil chukkae, Taeyeon-ah. Mianhe, kami terlambat. Kalau kau ingin marah, marahi saja yeoja yang satu ini.” kata Donghae sambil menunjukku dengan dagunya.

“Mwo? Apa maksudmu?” tanyaku bingung.

“Kau itu berdandan saja lama sekali. Kau tahu aku hampir jamuran tadi menunggumu dirumah. Beruntung sekali aku karena Im ahjumma orangnya sangat menyenangkan, jadi aku tidak mati kebosanan hanya karena menunggumu.” jawab Donghae santai.

“Ya! Lee Donghae! Kau benar-benar menyebalkan! Itu semua bukan salahku, salahkan appamu yang menyuruhku lembur tadi. Padahal aku sudah meminta ijin pulang terlebih dahulu tapi beliau tetap bersikeras.” kataku membela diri.

“Jangan menyalahkan orang lain. Lagipula kau berdandan atau tidak, tetap tidak akan mengubah penampilanmu. Kau tetap cantik.”

Tunggu dulu! Apa yang barusan tadi Donghae katakan? Dia bilang aku cantik? Benarkah?

“Mwo? Kau bilang aku cantik?” tanyaku memastikan.

“Aniya.” jawab Donghae salah tingkah.

“Geojitmal. Tadi aku mendengar sendiri kalau kau mengatakan aku cantik.”

“Mungkin kau salah dengar, bukankah pendengaranmu itu sedikit terganggu?” ejeknya.

“Mwo? Arghhh!!! Aku bisa gila jika didekatmu, Lee Donghae.” teriakku frustasi.

Kenapa sich dia tidak mengakui saja kalau aku ini cantik. Aku sangat yakin dengan apa yang aku dengar tadi. Apa dia tidak tahu kalau aku sangat mengharapkannya?

Huft!!!

“Sudahlah, eonni. Apa tidak capek bertengkar dengan Donghae oppa terus?” tanya Seohyun yang duduk berhadapan denganku, tepatnya disebelah Kyuhyun, namjachingunya.

“Ne. Kalian ini seperti anjing dan kucing saja.” tambah Kyuhyun.

“Kalau begitu aku jadi kucingnya dan biarkan dia yang jadi anjingnya.” kataku menyetujui.

“Cih! Hanya orang bodoh yang mau disamakan dengan hewan.” cibir Donghae.

“Mwo? Apa maksudmu?” tanyaku geram.

“Ani. Pikirkan saja sendiri.” jawab Donghae cuek.

“Sepertinya di hari ulang tahunmu ini kita akan menonton film gratis. Benarkan, chagi?” tanya Leeteuk oppa.

“Apa maksud oppa?” tanya Taeyeon eonni bingung.

“Lihat saja mereka berdua, seperti dua orang pemain film yang sedang memerankan akting bertengkarnya dengan sangat bagus.” jawab Leeteuk oppa.

“OPPA! Kami ini benar-benar bertengkar, bukan hanya sekedar akting.” kataku kesal

“Benarkah?” tanya Leeteuk oppa tidak percaya.

“Ne.” jawabku mantap.

“Tapi apakah akan seperti ini jika bertemu dengan orang yang dicintai? Selalu bertengkar.” tanya Leeteuk oppa.

“Apa maksudmu, hyung?” tanya Donghae bingung.

“Kau pasti tahu apa maksudku, Donghae-ah.” jawab Leeteuk oppa yang membuatku semakin penasaran. Sedangkan Donghae mengalihkan perhatian pada makanan didepannya yang telah kami pesan tadi.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“Aish! Kenapa kau tidak berangkat bersama ahjumma dan ahjussi saja? Kalau seperti ini kan aku juga yang repot harus menjemputmu segala. Padahal kan acara makan malamnya dirumahku. Mana ada orang yang mengundang menjemput tamu undangannya.” cerocos Donghae sambil tetap fokus pada stir kemudinya.

“Jadi kau menyalahkanku? Tanyakan saja pada eomma dan appa, kenapa mereka meninggalkanku. Kalau kau terus marah dan tidak ikhlas menjemputku lebih baik aku turun disini.” ancamku.

“Andwae!” cegahnya cepat.

“Waeyo?”

“Aku tidak mau nanti Im ahjussi dan ahjumma memarahiku karena membiarkanmu berangkat sendiri.”

“Kau takut pada mereka?” ejekku.

“Ani. Hanya saja aku menghormati mereka sebagai teman appa dan eomma.”

“Kalau begitu, kau juga harus menghormatiku dan memperlakukanku dengan baik.”

“Sirheo! Sampai kapanpun aku tidak akan mau melakukannya.” tolak Donghae.

“LEE DONGHAE!!!” aku berteriak kesal ke arahnya.

“MWO? Kenapa kau berteriak seperti itu? Aku ini tidak tuli.” ucap Donghae kesal.

“Karena kau menyebalkan!”

“Kau juga.”

“Lee Donghae Babo!”

“YA! Tidak bisakah kau memanggilku oppa? Aku ini lebih tua 4 tahun darimu.”

“Sirheo! Kau tidak pantas aku panggil oppa.” tolakku mentah-mentah.

“Terserah kau saja.” ucap Donghae mengakhiri perdebatan tidak penting kami.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“Wah! Eomma, sebenarnya ada acara apa malam ini? Kenapa eomma mengundang Im ahjussi dan ahjumma beserta putrinya yang sangat menyebalkan itu untuk datang kesini?” tanya Donghae.

“Kau yang menyebalkan.” celetukku tidak terima.

“Kau itu keras kepala.” tambah Donghae.

“Kau juga. Dan kau sangat kekanakan.”

“Apa kau pikir kau tidak kekanakan juga?” tanya Donghae dengan senyum mengejek.

“Ah! Sudahlah! Kita semua ada disini bukan untuk melihat kalian bertengkar.” lerai Lee ahjussi.

“Ne.” jawab kami bersamaan.

“Donghae-ah, Yoona-ah, ada yang ingin kami bicarakan dengan kalian.” kata Lee ahjumma.

“Apa itu, eomma?” tanya Donghae penasaran.

“Kau tahu kan kalau cabang perusahaan yang ada di Los Angeles sedang ada masalah?” tanya Lee ahjussi.

“Ne. lalu?”

“Appa dan eomma berencana untuk pergi kesana, appa harus mengurus semuanya disana agar masalah itu cepat selesai.” jelas Lee ahjussi.

“Ne, itu bagus. Lalu apa hubungannya dengan kedatangan keluarga Im kemari, appa?” tanya Donghae tidak mengerti, begitu juga aku.

“Tentu saja ada. Karena Yoona akan ikut bersama kami ke Los Angeles.” kata Lee ahjussi yang membuatku sangat terkejut. Ah, tidak hanya aku yang terkejut tapi Donghae juga sama terkejutnya denganku.

“MWO?” teriak kami bersamaan.

“Untuk apa Yoona ikut dengan kalian?” tanya Donghae tidak terima.

“Yoona kan sekretaris appa, jadi appa harus mengajaknya.”

“Tapi kan appa bisa dibantu orang lain yang ada disana.”

“Sudahlah! Kau tidak bisa mengubah keputusan appa. Pokoknya Yoona harus ikut dengan kami.” Lee ahjussi tetap bersikeras dengan keputusannya.

“Tapi, apa Im ahjussi dan ahjumma mengijinkannya?” tanya Donghae memastikan.

“Tentu saja. Kami percaya bahwa teman kami ini akan menjaga Yoona dengan baik. Bukankah begitu?” tanya appa kepada Lee ahjussi.

“Ne.” jawab Lee ahjussi mantap.

”Bagaimana, Yoona-ah? Apa kau bersedia ikut dengan kami?” tanya Lee ahjumma.

“Aku…” jujur saja aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, aku terlalu shock mendengarnya. Aku ingin menolak tapi aku tidak mempunyai alasan yang tepat. Tapi jika aku ikut dengan mereka, aku merasa sangat berat untuk meninggalkan ‘dia’. Eottokhae?

Ku lirik eomma yang duduk tepat disebelahku, eomma hanya tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Pertanda bahwa aku harus memenuhi permintaan mereka.

“Baiklah, aku akan ikut dengan kalian.” putusku akhirnya.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“Eomma, aku ke kamar dulu. Aku ingin istirahat.” pamitku pada eomma saat kami sampai dirumah.

“Ne.” jawab eomma.

Segera saja aku beranjak menunggu tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai dua dimana kamarku berada. Ku naiki anak tangga dengan langkah gontai. Sampai sekarang aku tidak habis pikir dengan keputusan Lee ahjussi. Bagaimana bisa beliau membuat keputusan seperti itu? Dan yang paling membuatku heran adalah appa dan eomma yang menyetujui keputusan itu. Apa aku ini menjadi beban bagi mereka, sehingga mereka dengan mudahnya melepasku pergi dengan orang lain?

Tanpa melepas gaun yang aku kenakan, aku langsung merebahkan diri diatas kasur setelah memasuki kamarku dan tak lupa mengunci pintunya terlebih dahulu.

Aku akan sangat senang jika Donghae yang ke Los Angeles bukan Lee ahjussi. Selama beberapa hari tidak bertemu dengannya saja aku sudah sangat merindukannya, apalagi kalau aku harus jauh darinya selama beberapa bulan atau bahkan tahun.

YA! IM YOONA! Apa yang kau pikirkan? Bukankah seharusnya kau senang karena kau tidak perlu bertemu dengan manusia paling menyebalkan didunia itu? Tapi hatiku berkata lain. Aku justru kecewa dan sedih menghadapi kenyataan ini. Apa aku benar-benar telah jatuh cinta padanya?

Andwae!!! Eomma! Appa! Tolong aku!

Ah, lebih baik besok aku tanyakan saja pada Taeyeon eonni atau Seohyun apa yang sebenarnya terjadi padaku. Lebih baik aku segera tidur. Banyak yang harus aku lakukan besok.

Yoona POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Donghae POV

“Donghae-ah, kau belum tidur?” tanya eomma saat memergokiku tengah melamun di teras belakang.

“Aku belum mengantuk, eomma.” jawabku asal. Padahal bukan itu yang aku rasakan. Aku hanya memikirkan gadis itu. Tentang keputusannya memenuhi permintaan appa.

“Tapi ini sudah larut malam, sebaiknya kau lekas tidur. Bukankah besok kau harus berangkat lebih pagi dari biasanya?”

“Ne, eomma. Tapi aku ingin disini sebentar lagi, tidak apa-apa kan?” tanyaku memohon.

“Ne. Kau bisa bercerita kepada eomma jika ada masalah.” kata eomma.

“Aniya, eomma. Aku tidak sedang ada masalah apapun.” kataku berbohong.

“Hei, kau pikir eomma tidak tahu seperti apa sifatmu itu? Kau itu putra eomma jadi eomma pasti tahu apa yang tengah terjadi padamu. Eomma tidak memaksamu untuk bercerita, tapi dengan bercerita dengan orang lain, siapa tahu mereka bisa memberi solusi untukmu atau paling tidak membuat bebanmu lebih ringan.” kata eomma yang kemudian beranjak ke dalam rumah.

“Eomma!” panggilku sebelum eomma benar-benar masuk ke dalam rumah.

“Mwo?”

“Apa yang eomma rasakan ketika sedang jatuh cinta?” tanyaku ragu.

Eomma yang mendengar pertanyaanku hanya tersenyum kemudian berjalan kearahku dan duduk tepat disebelahku.

“Waeyo? Kau sedang jatuh cinta?” tanya eomma menggodaku dengan senyum lebar terlukis diwajahnya.

“Ani.” elakku.

“Lalu untuk apa kau bertanya seperti itu jika kau tidak merasakannya, Donghae-ah?”

“Molla. Eomma tahu sendiri kalau aku tidak pernah mengenal cinta, aku tidak tahu cinta itu seperti apa. Apa yang dirasakan saat kita mencintai seseorang. Oleh karena itu, aku menjawab kalau aku tidak sedang jatuh cinta, karena aku memang tidak mengetahuinya. Jadi eomma, jawablah pertanyaanku.” pintaku dengan nada memohon.

“Kau bukan tidak mengetahuinya, kau hanya belum menyadarinya. Kau tidak butuh mengenal cinta hanya untuk mengetahui apa cinta itu dan apa yang dirasakan saat sedang jatuh cinta. Hanya hatimulah yang bisa menjawabnya. Percayalah apa kata hatimu. Karena kata hatimu tidak akan pernah membohongimu.” jelas eomma panjang lebar.

“Eomma…” rengekku manja.

“Aish! Kau ini! Kau itu namja jangan merengek seperti itu. Mana ada ‘tuan muda berhati dingin’ sepertimu yang merengek kepada eommanya.”

“Salah eomma sendiri, bukannya menjawab pertanyaanku malah menambah pertanyaan baru.” kataku kesal.

“Cinta bukanlah sebuah pertanyaan yang mudah untuk dijawab, Donghae-ah. Sudahlah. Eomma masuk dulu, kau lekaslah masuk dan tidur. Ara?”

“Ne, eomma.” jawabku lesu.

Donghae POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Yoona POV

“Jadi maksud eonni, eonni tidak tahu apa yang eonni rasakan terhadap Donghae oppa?” tanya Seohyun setelah mendengar penjelasanku tentang kebingungan yang aku rasakan.

“Ne.” jawabku singkat.

“Aish! Eonni seperti tidak pernah jatuh cinta saja. Kenapa hal seperti itu saja harus menanyakannya kepada kami?” tanya Seohyun bingung.

“Kan tadi sudah aku katakan kalau aku tidak tahu, maka dari itu aku bertanya pada kalian.” jawabku kesal.

“Yang tahu jawabannya itu bukan kami, Yoona-ah. Hatimulah yang bisa menjawab pertanyaanmu itu.” kata Taeyeon eonni.

“Ne, benar apa yang dikatakan Taeyeon eonni. Kami hanya bisa beranggapan kalau eonni memang mencintai Donghae oppa. Tapi pasti eonni akan langsung menyangkal jika kami mengatakan itu.” tambah Seohyun.

“Huh…” aku hanya bisa menghela nafas dengan berat.

Kenapa makhluk satu itu selalu berhasil mendominasi pikiranku?

“Lebih baik kau menenangkan diri sebelum hari keberangkatanmu nanti? Siapa tahu dengan begitu kau akan menemukan jawaban dari pertanyaanmu.” saran Taeyeon eonni.

“Ne.” jawabku sambil mengangguk pelan.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“Aish! Kemana makhluk menyebalkan itu? Bukankah dia yang ingin bertemu denganku tetapi kenapa dia malah terlambat?” gerutuku kesal, mengingat aku sudah lebih dari setengah jam menunggunya di taman yang sepi ini.

Ah! Kenapa tiba-tiba aku jadi merinding? Jangan-jangan…..

“BWA!!!” suara seseorang dari belakang mengejutkanku. Dan aku tidak perlu repot-repot untuk menengok kebelakang hanya untuk mengetahui siapa orang yang telah berhasil membuatku jantungan.

“Ya! Lee Donghae! Bisakah kau tidak mengagetkanku? Kau tahu kan taman ini sangat sepi? Kau mau menakutiku, huh? Bagaimana jika tiba-tiba aku terkena serangan jantung?” omelku saat dia telah duduk disampingku.

“Aish! Aku kan hanya mengagetkanmu saja, jadi jangan berlebihan seperti itu.” balasnya kesal.

“Terserah kau saja.” kataku malas.

Tidak ada yang memulai pembicaraan di antara kami setelah itu. Kami sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku jadi bingung kenapa dia mengajakku bertemu jika tidak ada yang ingin dibicarakannya? Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Ku perhatikan dia lebih sering menunduk dibanding menatap lurus ke depan.

“Yoona-ah?” panggilnya lembut.

MWO? Tidak seperti biasanya dia memanggilku dengan lembuat seperti itu. Ku perhatikan sekali lagi wajah tampannya –aigo! Bahkan aku sudah mengakui kalau dia tampan, tersirat kesedihan yang mendalam dari raut wajahnya. Ada apa dengannya?

“Ne?” jawabku.

“Apa kau… benar-benar akan ikut dengan appa?” tanyanya ragu.

“Ne. Memangnya kenapa? Kau itu aneh sekali. Bukankah kau sudah mengetahui keputusanku sejak awal?” tanyaku berusaha menutupi rasa gugupku karena dia menatap kedua mataku lekat-lekat.

“Tidak bisakah kau tetap tinggal?” pertanyaannya kali ini benar-benar membuatku tercengang.

“Memangnya kenapa? Tidak ada alasan bagiku untuk tidak pergi.” jawabku.

Karena kau mencintaiku. Aku mohon, katakan kau mencintaiku! Jika kau benar-benar mengatakannya, demi apapun aku akan membatalkan keberangkatanku dan lebih memilih untuk tinggal disini denganmu.

“Ani. Hanya saja jika kau pergi tidak ada yang bisa aku ajak bertengkar lagi.” jawabnya dengan wajah yang sudah berubah seperti biasa, wajah-wajah menyebalkan.

Omo! Ternyata dia tidak mencintaiku. Pupuslah sudah harapanmu, Im Yoona. seharusnya kau tidak mengharapkan hal yang berlebihan seperti ini. Sehingga kau tidak akan merasakan sakit yang amat sangat di dalam hatimu.

“Aku lelah bertengkar denganmu, Donghae-ah.” kataku lesu.

“Waeyo?” tanyanya bingung.

“Sudahlah! Untuk apa kau memintaku bertemu disini? Apa ada yang ingin kau katakan atau kau tunjukkan padaku?” tanya mengalihkan pembicaraan.

“Ani. Aku juga tidak tahu kenapa aku ingin bertemu denganmu.” jawabnya datar.

“Mwo? Aish! Lee Donghae! Kau benar-benar menyebalkan. Lebih baik aku pulang saja.” kataku langsung menjauh darinya.

Huh! Sia-sia saja aku datang kesini dan menunggunya selama hampir satu jam. Lee Donghae! Awas saja kau!

Yoona POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

 

Donghae POV

“Im Yoona! Tunggu sebentar! Ada yang ingin kubicarakan denganmu. YA! IM YOONA!” teriakku saat melihatnya beranjak dari duduknya. Tapi dia sama sekali tidak mempedulikan panggilanku.

‘Saranghae, Im Yoona.’ gumamku saat melihatnya berjalan semakin menjauh.

Aku memutuskan untuk pulang. Rasanya kaki ini sangat berat untuk melangkah. Aku benar-benar merutuki kebodohanku sendiri. Aish! Lee Donghae, kau itu namja. Kenapa mengatakan ‘saranghae’ saja tidak bisa? Nan jeongmal baboya.

Aku tidak tahu bagaimana aku bisa sampai dirumah dengan selamat. Seingatku tadi aku tidak memperhatikan jalan ataupun traffic light. Beruntung sekali aku karena masih bisa pulang dalam keadaan utuh tanpa lecet sedikitpun. Segera saja ku langkahkan kakiku memasuki kamar, tanpa mempedulikan pertanyaan eomma yang heran melihatku pulang dalam keadaan menyedihkan seperti ini. Mianhe, eomma. Bukan maksudku untuk mengacuhkan eomma, tapi aku benar-benar butuh sendiri untuk saat ini.

Ku lirik kalender yang terletak di meja kecil dekat ranjangku, lusa adalah hari keberangkatan appa dan eomma tentu saja merupakan hari keberangkatannya juga. Beberapa hari lalu setelah aku benar-benar yakin dengan perasaanku terhadapnya, aku membujuk appa agar aku saja yang mengurus perusahaan di LA. Tapi appa melarangnya, karena menurut appa aku lebih pantas mengurus perusahaan yang ada disini. Berkali-kali aku membujuk appa, tapi tetap saja hasilnya nihil.

Harus berapa lama aku berpisah denganmu, Im Yoona? Appa tidak bisa memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan keadaan disana. 1 bulan? 6 bulan? 1 tahun? Atau bahkan lebih? Molla. Aku sendiri tidak tahu. Memikirkannya membuat hatiku semakin sedih dan kecewa. Tak henti-hentinya aku merutuki kebodohanku tadi.

Nan niga isseo haengbokhae

(I’m only happy when you are here)

Eonjaena neoppun in geol

(I always just need you)

Ahjikeun maleun mothaedo

(even though I can’t say it right now)

Neol bomyeon jakku ddeollyeodeo

(even when I keep getting nervous loking at  you)

Eonjaena nan neol saengakha neundae

(I always think of you)

ajik neoneun molla, nae sarangeun molla

(you don’t know yet, you don’t know my love)

Nan neoppun in geol

(I just need you)

(Beast – You)

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Hari yang aku harapkan tidak akan datang akhirnya datang juga. Hari keberangkatan appa. Aku tidak berencana sedikitpun untuk mengantar mereka ke bandara. Aku lebih memilih menyibukkan diri di kantor –seperti sekarang ini untuk menghilangkan bayangan gadis itu dari pikiranku. Tapi sepertinya itu semua tidak berhasil. Pada kenyataannya dia selalu memenuhi setiap sudut pikiranku.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku mengejarnya dan memintanya untuk tetap disisiku? Apa aku egois jika melakukannya? Bagaimana dengan appa? Aku tidak boleh egois. Tapi aku juga tidak ingin kehilangannya. Aku tidak bisa jauh darinya. Aku takut saat kembali nanti dia sudah bersama dengan seseorang. Aku tidak akan pernah rela dia menjadi milik orang lain.

Segera ku sambar jas yang tersampir di sofa tidak jauh dari meja kerjaku. Sudah aku putuskan aku akan mengejarnya. Tidak peduli dia akan menerimaku atau tidak. Satu hal yang aku tahu pasti, bahwa aku akan menyesal jika membiarkannya pergi begitu saja.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Setelah menempuh perjalanan yang bagiku sangat lama, sampailah aku dibandara. Ku percepat lariku memasuki bandara yang sangat luas. Meskipun aku sudah mencarinya kemana-mana tetapi aku belum juga menemukannya.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada petugas bandara. Dan betapa terkejutnya aku saat petugas itu mengatakan pesawat yang menuju LA sudah berangkat 5 menit yang lalu.

Aku terduduk lemas saat itu juga, rasanya kakiku tidak bisa menahan berat tubuhku sendiri. Tanpa aku sadari air mataku perlahan mengalir. Im Yoona, kau benar-benar hebat. Bisa membuatku menangisimu seperti ini.

LEE DONGHAE BABO!!!!

Dengan langkah berat dan juga rasa sakit yang teramat sangat yang kurasakan dihatiku aku melangkah keluar dari bandara. Hanya berharap suatu saat nanti ketika aku bertemu dengannya aku masih mempunyai kesempatan untuk memilikinya.

Donghae POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

6 tahun kemudian

Yoona POV

“YA! Oppa! Dongyoon! Berhentilah bertengkar!” leraiku pada seorang namja yang sekarang tengah menatap tajam pada namja yang usianya 26 tahun lebih muda darinya.

Mereka berdua selalu saja seperti ini. Bertengkar karena masalah sepele. Seperti sekarang ini mereka memperebutkan siapa yang akan tidur bersamaku malam ini.

“Eomma, appa jahat. Appa melarangku tidur dengan eomma. Padahal kan malam ini aku ingin sekali tidur dengan eomma.” rengek namja yang usianya lebih kecil.

“Ani. Untuk malam ini kau tidur di kamarmu sendiri.  Bukankah akhir-akhir ini kau sudah sering tidur dengan eomma? Sekarang giliran appa yang tidur dengan eomma.” kata namja yang berstatus sebagai suamiku.

“Sirheo!” tolak si namja kecil.

“YA! Kau menolak permintaan appamu, huh? Awas kau, Lee Dongyoon.”

“Donghae oppa!” teriakku kepada Donghae oppa karena melihat Dongyoon yang bersembunyi dibelakangku dengan rasa takut.”

“Eomma, appa menyeramkan.” adu Dongyoon, anak kami.

“Oppa biarkan dia tidur disini malam ini, aku janji besok hanya kita berdua yang akan tidur di ranjang ini. Ara?”

“Apa kau yakin? Bukankah kau selalu berjanji seperti itu tapi pada kenyataannya anak menyebalkan ini selalu tidur disini?” kata Donghae oppa sambil menunjuk Dongyoon dengan dagunya.

“YA! Oppa! Dia itu menyebalkan karena warisan darimu.” ujarku kesal.

“Apa maksudmu, huh?”

“Ne. Sifat menyebalkan oppa tidak pernah berubah sejak dulu, bahkan sifat itu menurun pada Dongyoon. Ah! Aku bisa gila jika lama-lama seperti ini.”

“YA! Nyonya Lee! Kau pikir kau tidak menyebalkan? Kau sama saja dengan kami.” teriak Donghae oppa tidak terima.

“Eomma! Appa! Kenapa jadi kalian yang bertengkar?” tanya dongyoon sambil mengerucutkan bibirnya.

“Mianhe, dongyoon-ah. Sekarang tidurlah! Besok kau harus sekolah, eomma tidak mau kau terlambat bangun besok pagi.” ujarku lembut sambil mengusap putra kesayanganku.

“Ne, eomma.” jawabnya kemudian berbaring disebelah kiriku.

“Lalu aku bagaimana?” tanya Donghae oppa.

“Terserah oppa mau tidur dimana. Aku capek, oppa. Jadi berhentilah mengajakku bertengkar. Aku ingin tidur.” ujarku ikut berbaring disebelah Dongyoon.

“Ne!” kata Donghae oppa marah.

Dapat kurasakan dia menghempaskan tubuhnya dengan keras diranjang. Sepertinya dia benar-benar marah kali ini. Untuk saat ini, aku lebih memilih menidurkan Dongyoon daripada meladeni Donghae oppa. Lagipula besok pasti dia akan berhenti marah dengan sendirinya seperti sebelum-sebelumnya.

Setelah aku rasa Dongyoon sudah terlelap, ku balikkan badanku menghadap Donghae oppa. Sepertinya dia sudah tidur.

“Mianhe, oppa. Bukan maksudku membuatmu marah. Aku sangat mencintai kalian berdua, oppa dan juga Dongyoon. Kalian berdua adalah harta paling berharga dalam hidupku yang tidak ternilai dengan apapun. Saranghae, Donghae oppa. Jaljayo.” Ucapku lirih sambil membelai rambutnya. Aku betulkan selimut yang dipakai Donghae oppa agar dia tetap merasa hangat. Setelah itu, aku menyusul mereka berdua ke alam mimpi, tapi sebelum itu aku menyempatkan diri untuk berdoa. Semoga kehidupan pernikahanku dan Donghae oppa bahagia selamanya. Meskipun kami sering bertengkar hanya karena masalah sepele, tapi semoga itu semua bisa menguatkan cinta kami berdua.

Yoona POV End

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Donghae POV

‘Nado saranghae, Lee Yoona.” ujarku dalam hati

Ku rasakan dia tengah membetulkan letak selimut yang tadi memang kupakai asal karena sedang marah dengannya. Tapi begitu mendengar perkataannya tadi, rasa amarahku hilang tak bersisa. Yang ada hanyalah rasa syukur karena dialah yang menjadi istriku.

Aku rasa mereka berdua telah tertidur dengan nyenyak. Ku balikkan badanku menghadap Yoona, dan sekarang aku bisa melihat wajah cantiknya dari jarak sedekat ini. Sampai sekarang aku masih tidak menyangka bahwa dia adalah istriku, mengingat kebodohanku beberapa tahun lalu yang nyaris membuatku kehilangannya. Jika bukan karena appa, eomma, abeoji dan eommanim pasti hidupku tidak akan sebahagia ini.

Flashback

“Donghae-ah!” suara seorang yeoja menghentikan langkahku. Segera ku balikkan badanku untuk mencari sumber suara itu. Aku sangat terkejut mengetahui siapa pemilik suara itu.

“Im Yoona?” kataku tidak percaya. Segera saja ku hampiri dia, tidak jauh darinya tampak appa, eomma beserta Im ahjussi dan ahjumma.

“Benarkah ini kau?”

“Ne, Donghae-ah. Ini aku. Kau ini kenapa? Aneh sekali.” Jawabnya bingung.

Langsung saja ku rengkuh dia dalam pelukanku. Sungguh! Aku tidak ingin kehilangan dia.

“Donghae-ah.” lirihnya dalam pelukanku.

“Saranghae.” kataku mantab.

“Mwo?” tanyanya terkejut sambil melepaskan pelukanku.

“Saranghae, Yoona-ah. Aku, Lee Donghae, orang yang sangat menyebalkan bagimu ini mencintaimu. Apa kau juga mempunyai perasaan yang sama?” tanyaku khawatir. Aku benar-benar takut untuk mendengar jawaban yang akan keluar dari mulutnya.

Bukannya menjawab, dia malah menangis. “Ya! Kenapa kau malah menangis? Apa aku berbuat kesalahan?”

“Ani. Aku hanya terlalu bahagia saat ini. Ne, nado saranghae.” jawab Yoona sambil tersipu malu.

“Jeongmal?” tanyaku tidak percaya.

“Ne.” jawabnya sambil menganggukkan kepala.

Ku hapus air mata yang mengalir dikedua pipinya dengan tanganku. Ku rengkuh tubuh mungilnya kedalam pelukanku. Dan tidak ada kata yang mampu menggambarkan perasaanku saat dia balas memelukku.

“Wah! Sepertinya rencana kita berhasil.” sebuah suara mengejutkan kami. Sontak kami berdua melepaskan pelukan kami.

“Apa maksud appa?” tanyaku bingung.

“Kami berhasil membuat kalian menyadari perasaan kalian masing-masing.” jawab appa.

“Aku masih tidak mengerti maksud kalian.” kataku bingung.

“Kami semua tahu bahwa kalian saling mencintai sejak dulu, hanya saja kalian belum menyadarinya. Lantas kami membuat rencana untuk membuat kalian menyadari perasaan kalian masing-masing. Dan tentunya dengan bantuan Leeteuk, Kyuhyun, Seohyun, dan Taeyeon.” kata eomma menjelaskan.

“Bagaimana kalian lebih tahu perasaan kami daripada kami sendiri?” tanya Yoona penasaran.

“Tidak ada seorang anak yang bisa menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya. Kau harus ingat itu, Yoona-ah.” jawab Im ahjumma.

“Lalu tentang rencana kepergian kalian?”

“Kami memang berencana pergi kesana tapi hanya berdua tanpa mengajak Yoona. Kami hanya menggunakan kesempatan yang ada untuk menyadarkan kalian. Termasuk dengan kepindahan Yoona yang memang sudah kami rencanakan.” Jelas appa panjang lebar.

“Tapi bukankah petugas bandara mengatakan bahwa pesawat yang akan kalian tumpangi sudah berangkat?” tanyaku bingung.

“Apa kau percaya begitu saja dengannya?” tanya appa mencurigakan.

“Maksud appa petugas itu juga sudah bersekongkol dengan kalian?”

“Ne.” jawab eomma.

“Jadi selama ini kalian bersandiwara dihadapan kami?”

“Ne.” jawab mereka serempak.

“Ah! Kalian tega sekali.” keluh Yoona.

“Sudahlah! Bukankah dengan begitu kita bisa bersama seperti ini?” tanyaku sambil menggenggam erat tangannya.

“Ne.” jawab Yoona singkat.

“Kalau begitu kalian harus menerima hukuman karena telah membohongi kami.” kataku.

“Mwo? Hukuman?” tanya Im ahjussi.

“Ne. Kalian harus menikahkan kami sekarang juga.” kataku tegas dan tidak ada keraguan sedikitpun saat mengucapkannya.

“MWO?!” teriak mereka bersamaan.

Flashback end

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Aku tersenyum mengingat kejadian itu. 3 hari kemudian kami benar-benar menikah, hanya pernikahan sederhana mengingat tidak ada rencana sebelumnya. Dengan terpaksa appa dan eomma harus menunda keberangkatan mereka. Barulah 1 minggu kemudian mereka memutuskan untuk berangkat ke LA karena perusahaan disana sudah sangat membutuhkan penanganan dari appa. Dan tepat 3 bulan setelah pernikahan kami, Yoona hamil. Aku sangat senang mendengar hal itu.

Aku tidak pernah bosan memandang wajahnya saat dia tertidur. Ku belai lembut wajahnya.

“Oppa belum tidur?” sepertinya dia terbangun karena perbuatanku.

“Mianhe, yeobo. Aku membuatmu terbangun.” ucapku merasa bersalah.

Dia hanya tersenyum mendengar ucapanku. Melihat senyumnya tiba-tiba muncul ide licik di pikiranku.

“Yeobo, bagaimana kalau kita pindahkan dongyoon ke kamarnya?” tanyaku dengan senyuman menggoda.

“Waeyo, oppa? tanyanya bingung.

“Bukankah dia kesepian? Jadi bagaimana kalau kita membuatkannya adik agar dia tidak kesepian lagi?” tanyaku sambil mengedipkan sebelah mataku.

“Mwo?” tanyanya terkejut.

“Apa perlu aku ulangi lagi permintaanku tadi, Nyonya Lee?” tanyaku menggodanya.

“YA! OPPA! ANDWAE! Aku tidak mau, kasihan Dongyoon kalau harus dipindah saat tertidur pulas seperti itu.” tolak Yoona.

Tapi aku tidak mempedulikannya, ku kecup bibir mungilnya singkat sebelum aku bangkit dan menggendong Dongyoon keluar kamar.

“Mau kemana,oppa?” tanyanya bingung.

“Tentu saja memindahkan Dongyoon, dia bisa menganggu proyek kita jika tetap tidur disini.” kataku sambil tersenyum lebar dan membuka pintu kamar kami. Sebelum pintu benar-benar tertutup, aku masih sempat mendengar teriakannya.

“YA! OPPA! ANDWAE! OPPA, BERHENTI! BIARKAN DONGYOON TIDUR DISINI.”

Tapi aku sama sekali tidak mempedulikan teriakannya. ‘Lihat saja Nyonya Lee, apa yang bisa aku lakukan terhadapmu.” kataku sambil tersenyum yadong (?).

END

♥♥♥♥♥♥♥♥♥

AH! Akhirnya selesai juga *menghela nafas lega.

Gimana FFnya? Gajekah? Pasti iya dech. Mianhe, kalau tidak bagus, hanya segini kemampuanku untuk membuat FF.

Tapi kenapa di FF ini lama-lama sifat YoonHae mirip dengan si evil magnae ya? Ah! Entahlah. Yang penting FFku kelar juga, meskipun jauh dari kata bagus. Huh!

Ya sudahlah kalau begitu, akhir kata aku ucapkan terimakasih telah membaca FFku dan aku harap kalian menyempatkan waktu untuk comment atau hanya sekedar like.

Gomawo semuanya…

Sampai jumpa lagi di FFku selanjutnya.

Dadah….*meluk readers satu persatu


Trackbacks & Pingbacks

Comments

  1. aaaaaaaaaaa sumpah ini ff nya baguuuusssssssss.. 🙂
    aku suka nih yoonhae yang sok sok jaim padahal saling suka.. happy ending lagi huah pokoknya yoonhae is the best dehh..
    sequelnya dong chingu pas yoonhae pubnya anak lagi. huaaaaa pokoknya aku tunggu ff ff lainnya

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  2. * yenny_yoonhaelovers says:

    hahaaa… ending FF’n lucuuuu… aq suka bgd sifat donghae oppa klo udah nakal2 gmn gtu kekeee :p
    smakin hari aq smakin mencintai YOONHAE!! buat lg yg bnyk ya chingu ^^

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  3. * lyka_BYVFEGS says:

    gomawo yg udh bca+comment.
    huft!!!mianhe klau oneshotq sllu jauh dri kta bgus.
    huhuhu.
    tp mskipun bgtu aq akn lbih giat bljar dgn m’buat FF YH lbh bnyak.
    hehehe

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  4. * hae90 says:

    FF ny baguus.
    Aku sukaa.
    Aku tunggu ff yoonhae lain ny yaa. 🙂

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  5. * kyunaddict says:

    sukaaaa 🙂 happy ending yuhuuuu lanjut yaaa ditunggu ff ff lainnya 😀

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  6. * jeanitnut says:

    Keren banget!! Serius!!!
    Seperti biasa mereka masih malu-malu ikan tapi tetep romantis. Gak bisa berhenti senyum pas bacanya.
    Mereka nikah gak pake pacaran. Bagus sekali, biar gak terjadi hal-hal yg tidak diinginkan /ngelantur
    Endingnya kirain bakal nc tapi alhamdulillah nggak. Aku gak bisa bayangin Donge jadi ketularan Kyu._.
    Ditunggu ff YH selanjutnya^^

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  7. * tiya says:

    akhirnya ada oneshoot yoonhae lagi….
    ditunggu ff yoonhae yg lain…
    🙂

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  8. * haerin861015 says:

    gue suka banget sama ini one-shot 😀
    kehidupan pernikahan yg ruwet tapi lucu (?) hehehe
    donghaenya kaya anak kecil banget deh, jadi gemes sendiri gue 🙂

    makasih yaa thor yoonhaenya happy ending *bow 😀

    buat ff yoonhae lagi yaaa fighting !

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  9. * lyka_BYVFEGS says:

    gomawo semuanya….
    udah baca+comment….

    untuk sequel atau ff yoonhae yang lain tinggal tunggu ilham datang kerumah aja.
    hehehehe….

    annyeong…

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  10. * SONELF says:

    Huaaa keren bngedd !!!

    Happy Endingg 🙂

    Buat banyak lagi Onn !!

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  11. * Yoo~~~ng says:

    bikin senyum senyum sendiri ff nya chingu apalagi pas hae oppa godain yoona nya.,., nakal nakal gimana gituh hehehe.,.,

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  12. * nciz_krisnA says:

    wahahahaha 😀
    ternyata tu ortu jahil bgt, kekeke
    ya ampun, haeppa ma anaknya ndiri jahat bgt,
    ni yg nak kecil hae pa dongyoon si
    kekeke
    nice story, Thor

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  13. * Cho Soo Kyo says:

    Buat Sequal’y dong chingu…

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  14. * LeeJinEun_ says:

    Like banget sama FF ini
    Mantaappp!! (Y)

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  15. * Elfishkhun0623 says:

    Eon daebak 😀
    Bkin crta haeppa yg manja ya 😀

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  16. * fira says:

    annyeong……
    aku reader baru d sini,
    salam knal

    buat ff nya bagus,lucu lagi,hhhhe
    aku juga YOONHAE shipper,wkwkwkwkwwk

    terus lanjutin bkin ff tntang yoonhae unnie,

    fighting!
    gomawo,

    | Reply Posted 12 years, 4 months ago
  17. * aiko says:

    bagus..so sweet..lucu..

    | Reply Posted 12 years, 3 months ago
  18. * meti says:

    wwaaaaahhhhh daebak banget ini ff….
    Kereeeeeeeeeennnnnnnnnn.
    Bikin sequel nya dong 🙂

    | Reply Posted 12 years, 3 months ago
  19. ffnya keren..
    daebak!!^^

    | Reply Posted 12 years, 3 months ago
  20. * DeerFishy says:

    sumpah bagus 😀

    | Reply Posted 12 years, 3 months ago
  21. * Putri says:

    Demi apa? >< FF ini keren bgt!
    Sumpah deh thor
    Lucu bgt sok"an berantem tapi saling suku :*
    Daebak pokoknya thor ^^b

    | Reply Posted 12 years, 3 months ago
  22. * febrynovi says:

    FF-nya lumayan kok author~~
    Keep writing! 
    Kutunggu karyamu selanjutnya

    | Reply Posted 11 years, 10 months ago
  23. * shequeen says:

    1. kata .
    COOL !!
    HHE :p

    | Reply Posted 11 years, 10 months ago
  24. * Pyro^^ says:

    Huaa…Daebakk FF!!
    Ska senyum2 gaje bca ni ff.. 🙂
    YoonHae malu2..^^
    Ksian dongyoon…Hae Oppa jhat bgt..
    Ketularan yadong dri hyuk..haha.. 😀
    Tpi,Nice ff thor..

    Dtunggu ff slanjutnya..
    FIGHTING!!

    | Reply Posted 11 years, 10 months ago
  25. * KyuHaeChul's Wife! pyro~ says:

    Waaah daebak min, sukaaa~ seharusnya yadongnya dimasukkin aja #plakk wahahaha. Lupakan min -Waaah daebak min, sukaaa~ seharusnya yadongnya dimasukkin aja #plakk wahahaha. Lupakan min -Waaah daebak min, sukaaa~ seharusnya yadongnya dimasukkin aja #plakk wahahaha. Lupakan min -Waaah daebak min, sukaaa~ seharusnya yadongnya dimasukkin aja #plakk wahahaha. Lupakan min -_-

    | Reply Posted 11 years, 9 months ago
  26. Bagus banget…
    Ditunggu ff selanjutnya ya..
    Daebak!!

    | Reply Posted 11 years, 9 months ago
  27. * Salsa_YH says:

    ahaha…
    oppa oppa…dasar yadong…

    keren ceritanya… ^^

    i like … :*

    | Reply Posted 11 years, 8 months ago
  28. * Lee yoonie says:

    kereen ceritanya !
    daebak dah thour ‘-‘ kkk~

    | Reply Posted 11 years, 6 months ago
  29. * ohsonnya says:

    BAGOOOOOS!!

    | Reply Posted 10 years, 12 months ago
  30. * N. Awaliyah ELF says:

    Like it.. Like it.. Like it..
    ff.a kocak dan romantis buangett 🙂 trus couple.a ,, couple fav.Q smua#plak ngk na.a
    ~ YOONHAE SEOKYU TAETEUK JJANG ~
    Author DAEBAKK !!!

    | Reply Posted 10 years, 11 months ago
  31. * indri says:

    wah daebak ceritanya ..
    bkin snyum” sndry

    | Reply Posted 10 years, 8 months ago
  32. * yeni astini says:

    ceritanya keren

    | Reply Posted 10 years, 7 months ago


Leave a reply to Lee yoonie Cancel reply