YoonHae Fanfics Library



[One-shot] Here, I’m Waiting For You

Author : BabyYoongFishy

Genre : Oneshot, Romance

Main Cast :

  • Lee Donghae
  • Im Yoona

Rating : PG-15

Title : Here, I’m Waiting for You

Note : Annyeonghaseo .. BabyYoongFishy disini. Baru bergabung di blog ini. Ini FF pertama ku yang dipost disini. Moga tidak mengecewakan. Dan makasi banyak buat Raena eonni yang udah mau ngpostin FF ku. FF ini terispirasi begitu ajah. Maaf agak sedikit geje dan feelnya kurang dapet. Harap maklum ajah. Okeh deh gak panjang-panjang lagi, Chek this out! –Ala .. Ala .. Yoong Eonni di The Boys-

Here, I’m Waiting For You

Aku mencintai mu, hari ini, esok dan seterusnya …

Tak akan pernah lelah, karena aku masih punya banyak cinta yang akan selalu menggenggam mu erat …

Bahkan ketika tubuh ini sudah tak berdaya lagi, aku masih punya hati untuk terus mencintai mu …

Mencintai dan mencintai …

Segala kekurangan mu terlihat begitu indah dimata ku …

Itu semua karena cinta mu ..

***

Duduk pria itu dengan wajah yang kusut dan sedikit lelah. Matanya tak lepas dari sosok wanita yang berada di hadapannya. Wanita itu terlihat begitu lemah dengan wajah pucat serta bibir yang sedikit kering akibat terlalu lama berada di ruangan yang ber-AC.

Pria itu menggenggam erat tangan istrinya. Telah lama kehangatan itu tak dirasa olehnya. Beberapa tahun yang silam cukup membuat rasa rindunya menumpuk dan menggunung. Kini tangan istrinya sudah tak sehangat dulu, tangan itu terasa begitu dingin dan tak bercahaya.

“Dapatkah aku melihat mata indah mu itu lagi, Yoong? Sungguh aku sangat merindukan mata mu yang menatap ku berbinar penuh cinta,” desis pria itu pelan.

Semakin dieratkannya genggaman itu, seolah mengisyaratkan bahwa ia selalu berharap Yoona akan membuka matanya kemudian tersenyum dengan manis padanya.

“Kau tahu, Haeyo tumbuh semakin besar. Ia sangat cantik, Yoong. Sama seperti mu. Ia memiliki mata yang indah serta senyum yang manis. Sungguh aku rindu pada mu. Bangunlah Yoong, aku sangat membutuhkan mu,” ucap Donghae tak dapat lagi membendung air matanya. Ia menangis pilu. Entah sudah berapa banyak ia menangis dan ini bukan lah kali pertamanya.

Sudah empat tahun Yoona mengalami koma setelah melahirkan bayi prematur yang sangat cantik bernama Lee Haeyo. Akibat kondisi fisik Yoona yang terlalu lemah saat itu, membuatnya tak sadarkan diri dalam waktu lama dan hingga genap 4 tahun sudah ia pergi menjauh dari kehidupan Donghae, membuat dunia pria itu terasa sepi dan hampa.

Donghae membenamkan wajahnya di tepi tempat tidur Yoona. Mengistirahatkan matanya yang terasa berat. Tangannya tak lepas menggenggam tangan Yoona erat. Setiap detakan jantungnya selalu berdegup nama Yoona. Ia benar-benar mencintai wania itu walau kini mereka berada di dunia yang tak dapat dijangkau olehnya.

Selalu dikenangnya masa-masa indah bersama Yoona dan semua itu melekat secara permanen di otaknya. Donghae selalu berdoa bahwa suatu saat nanti Yoona bangun dan kembali lagi bersamanya. Ia menganggap bahwa ini adalah cobaan yang diberikan Tuhan padanya untuk menguji keabadian cinta mereka.

Aku akan tetap berdiri kokoh disini …

Menanti mu untuk kembali …

Bahkan jika rambut ku telah memutih, cinta ini akan tetap untuk mu ..

***

“Appa, apa hari ini kita akan mengunjungi eomma?” tanya Haeyo. Gadis kecil itu tengah menyantap roti bakar dengan selai kacang kesukaannya. Ia menatap Ayahnya penuh harapan.

Donghae mengalihkan pandangannya dari koran lalu menatap malaikat kecilnya. “Appa sibuk hari ini. Bagaimana kalau besok saja?” tawar Donghae.

Haeyo menggelengkan kepalanya tanda penolakan. “Shiro, aku ingin bertemu eomma hari ini!” ucap Haeyo sembari menyilangkan kedua tangannya di dada. Ia memasang wajah cemberut dan membuang muka, tak ingin menatap Ayahnya.

“Hae~ya, Appa benar-benar tidak bisa hari ini. Besok saja, hum? Appa janji akan menemanimu mu seharian disana,” tawar Donghae lagi, namun kali ini ia bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati gadis kecilnya. Di tariknya kursi itu hingga membuat ayah dan anak itu saling berhadapan.

“SHIRO! AKU INGIN HARI INI! POKOKNYA HARUS HARI INI!” perintah Haeyo.

Donghae menghela nafas berat, “Baiklah Tuan Putri. Appa akan mengantar mu, tapi appa tidak bisa menemanimu terlalu lama disana. Bagaimana?”

Haeyo tersenyum cerah. Ia menatap Appanya dengan mata berbinar sama seperti mata Yoona yang indah.

“Gomawo Appa. Aku tidak apa-apa jika ditinggal sendiri. Aku ingin menemani eomma disana.”

Donghae mengacak puncak kepala Haeyo sayang. Ia tertegun melihat putrinya itu bergitu mirip dengan istrinya. Matanya, sifat keras kepalanya, cara bicaranya sama persis seperti Yoona.

Bahkan ia terlihat begitu mirip dengan mu, Yoong,” batin Donghae.

Sesuai dengan janjinya tadi, Donghae mengantar Haeyo sampai ke kamar inap Yoona. Jantungnya selalu berdegup kencang setiap kali memasuki ruangan itu. Ia selalu berharap ketika ia masuk, Yoona telah duduk dengan manis menunggu untuk dijemput olehnya. Namun semua harapan itu sirna ketika tubuh Yoona yang terlihat pucatlah yang ia temukan sekarang.

“Eomma …!!” pekik Haeyo ketika memasuki ruang inap Ibunya. Gadis kecil itu berlari kearah tempat tidur Yoona, menaiki sebuah kuris lalu memeluk tubuh kurus Ibunya. Dikecupnya kening dan kedua pipi Yoona. Begitulah yang selalu dilakukan gadis kecil itu ketika mengunjungi Ibunya.

Lihatlah Yoong, Haeyo juga sangat merindukan mu. Kembalilah, ku mohon. Jika kau tak punya alasan untuk kembali karena ku, jadikanlah Haeyo alasan untuk mu tetap hidup bersama kami,” batin Donghae menatap sosok istrinya lekat.

“Appa, kenapa eomma tidak pernah membuka matanya? Aku sangat ingin dipeluk eomma,” ucap Haeyo kini menatap Ayahnya yang berdiri mematung diujung tempat tidur Yoona. Hatinya mencolos, sedih karena gadis kecilnya tak mengerti apa pun tentang kondisi Ibunya.

“Eomma sedang lelah, makanya ia tertidur. Haeyo tidak boleh nakal jika ingin eomma cepat bangun. Arraseo?” ucap Donghae merengkuh pundak anaknya. Haeyo hanya mengangguk kemudian kembali menatap Ibunya.

“Eomma, aku berjanji tidak akan nakal lagi. Cepat bangun, aku ingin eomma yang memasak dirumah. Aku mulai bosan dengan masakan Appa yang selalu asin,” cibir Haeyo mengejek Ayahnya. Donghae hanya tersenyum melihat malaikat kecilnya yang begitu menggemaskan. Sebuah kebahagian untuknya, memiliki Haeyo yang selalu mewarnai hidupnya selama empat tahun terakhir. Puji syukur selalu ia panjatkan karena Tuhan tak membiarkan hidupnya sendiri.

Detik kini telah berubah menjadi rangkaian menit yang panjang dan aku tak dapat menghitungnya lagi …

Sama seperti cinta ku yang tak pernah terhitung oleh apa pun …

Disini aku menanti mu dengan segenap cinta yang ku punya …

Tak akan pernah berakhir … Kau tahu itu?

***

Donghae masih berkutat dengan laptopnya. Kepalanya mulai terasa berat dan matanya mulai mengantuk, namun ia harus menyelesaikan semua laporannya hari ini juga. Diliriknya jam yang terpajang di atas meja. Waktu telah menunjukkan pukul 21.00 KST. Segera dipaksakannya kembali semua sistem syarafnya untuk bekerja. Ia harus cepat pulang untuk menjemput Haeyo di Rumah Sakit.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam, akhirnya Donghae dapat menyelesaikan semua pekerjaannya. Di sambarnya kunci mobil, kemudian segera bergegas menuju basemen tempat ia memarkirkan mobil.

Dipacunya cepat kendaraan itu hingga membawanya menuju Seoul Internationa Hospital. Derap langkahnya terdengar menggema disepanjang koridor sepi itu. Pikirannya hanya tertuju pada Haeyo yang pasti sudah tertidur lelap di kursi sofa.

Pelan dibukannya pintu itu. Diintipnya keadaan didalam sana. Senyum kecilnya terkembang ketika dilihatnya sosok Haeyo yang terbaring bersebelahan dengan Yoona. Donghe berjalan mendekati kedua perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya. Dipandangnya secara bergantian wajah Ibu dan anak itu.

“Benar-benar sangat mirip,” desis Donghae pelan.

Diraihnya ponsel yang berada di saku celan. Kemudian memotret keduanya. “Kalian berdua sangat cantik.”

Donghae berjalan mendekati istrinya kemudian mengecup kening Yoona hangat. Ditatapnya wajah Yoona yang putih pucat. Dibelainya sayang rambut wanita itu. “Aku mencintaimu, Yoong,” bisik Donghae lirih. Kata-kata itulah yang tak pernah bosan Donghae ucapkan sebelum ia pergi meninggalkan istrinya, beberapa tahun terakhir.

Ditatapnya wajah Haeyo yang tertidur lelap. Segera digendongnya tubuh kecil malaikatnya kedalam dekapan. “Ayo kita pulang, sayang. Besok kita akan main-main kesini lagi,” ucapnya pelan.

Haeyo tak menjawab, ia hanya melenguh kecil dalam tidurnya. “Eomma … Eomma ..” racau Haeyo.

Donghae terlonjak sesaat. Hatinya seperti teriris perih, sedih melihat gadis kecilnya itu terus saja memanggil Ibunya dalam tidur.

“Appa tahu kau sangat merindukan Eomma mu. Begitu juga Appa. Bersabarlah sayang, Eomma pasti akan kembali bersama kita lagi,” desis Donghae kemudian meninggalakan kamar inap Yoona.

***

Mentari baru saja muncul dari peraduannya. Menghangati setiap insan yang masih tertidur lelap dalam mimpinya. Mata bening itu terbuka lebar, ketika sinar mentari pagi menghangati pori-pori kulitnya. Segera ia bangkit dari tidur kemudia berlari menuju kamar Ayahnya yang berada di pojok dekat tangga.

Di bukanya pintu itu perlahan. Diintipnya keadaan kamar yang tampak langang dan masih gelap. Senyum jahil terlukis di wajahnya. Berjalan ia dengan hati-hati menuju tempat tidur Ayahnya. Haeyo menaiki tempat tidur berukuran king size itu dengan susah payah mengingat tubuhnya yang mungil.

Ditatapnya wajah Donghae yang masih lelap dalam tidur. Senyum manisnya tersungging dibibirnya. Didekatkan wajahnya ke arah telinga Donghae lalu berteriak, “TUAN LEE DONGHAE! BANGUUUUUN! TUAN PUTRI HAEYO INGIN SARAPAN!”

Spontan Donghae terlonjak kaget ketika teriakan itu memekakkan telinganya. Matanya membulat sempurna. Haeyo hanya tertawa melihat Ayahnya yang kini duduk linglung menatapnya.

“Ya! Lee Haeyo! Jangan salahkan appa jika nanti appa akan menghukum mu! Hhuh?!” pekik Donghae segera.

Haeyo menutup mulutnya dan memasang wajah polos. “Ups. Mianhae appa,” ucapnya lalu berlari dengan segera meninggalkan Donghae yang masih terperanjat.

Dipandangnya foto Yoona yang terpajang dimeja belajarnya. Ia tersenyum kearah Ibunya itu. “Eomma, pagi ini aku berhasil mengerjai appa sesuai dengan keinginan Eomma. Lain kali kita akan mengerjainya bersamakan?” Senyum Haeyo tak pudar, ia memeluk figura Eommanya erat. Menyiratkan kerinduan yang begitu mendalam.

Tiba-tiba sebuah teriakan membuatnya terlonjak, “Ya! Lee Haeyo, cepat turun! Appa sudah menyiapakn sarapan mu,” pekik Donghae dari ruang makan. Ia tengah menuangkan susu kedalam mangkuk sereal coklat kesukaan buah hatinya.

Haeyo berlari turun dan menghampiri ayahnya. “Appa, hari ini kita pergi menjenguk eomma lagi kan?” tanya Haeyo sembari menaiki kursinya.

Donghae memasang wajah datar, pura-pura tak mendengar perkataan putrinya barusan. “Appaa …!!” panggil Haeyo dengan nada sedikit nyaring.

Donghae masih tak bergeming. Ia sibuk membaca koran yang berada dihadapannya. Tiba-tiba sebuah senyuman terlukis dibibir Haeyo.

“Appa tidak mendengarku? Appa sedang membaca ya? Membaca apa?” tanya Haeyo dengan wajah berbinar.

Donghae mengintip dari balik koran dan menatap anaknya yang sedang tersenyum. “Tidak lihat appa sedang membaca koran. Bukankah ini kebiasaan appa setiap pagi. Apa kau lupa?”

“Aniy. Aku tidak lupa. Hanya saja sedikit tidak biasa,” jawab Haeyo sembari mengulum senyumnya.

“Apanya yang tidak biasa?” tanya Donghae penasaran.

“Aku tidak bisa melihat appa membaca koran terbalik seperti itu.” Donghae segera mengalihkan perhatiannya pada koran yang berada ditangannya. Wajahnya merah memanas karena malu. Tawa Haeyo pecah, gadis kecil itu memegangi perutnya yang terasa sakti.

“Ya! Lee Haeyo, berhenti mengerjai appa!” omel Donghae. Haeyo memeletkan lidahnya. “Benar kata eomma, wajah appa sangat lucu jika sedang marah,” ucap Haeyo kemudian menyuapi sereal kedalam mulutnya. Sontak Donghae terkejut dengan ucapan putrinya barusan.

“Apa yang kau bicarakan Hae~ya? Eomma?? Bagaiman Eomma bisa bicara dengan mu?” cerca Donghae dengan wajah heran. Didekatinya Haeyo yang masih menikmati sarapannya.

“Katakan pada appa. Bagaimana eomma bisa berkata seperti itu?” tanya Donghae.

Haeyo menatap Ayahnya, ia tersenyum. “Semalam aku bertemu Eomma dalam mimpi. Eomma sangat cantik dengan gaun berwarna putih yang dikenakannya. Ia memangku ku dan menceritakan semua tentang Appa. Eomma bilang, ia sangat merindukan Appa,” ucap Haeyo dengan polosnya.

Mata Donghae berkaca-kaca. Dipeluknya Haeyo erat. Gadis kecil itu hanya terdiam, ia bingung dengan sikap Ayahnya yang sedikit aneh. Tak biasanya ia melihat Donghae menangis seperti itu sembari memeluknya.

“Appa, mengapa Appa menangis?” tanya Haeyo. Gadis itu mengusap punggung Ayahnya sayang. “Jangan menangis Appa. Kata Eomma, Appa tidak bolah menangis,” timpal Haeyo lagi.

Cepat-cepat Donghae menghela air matanya. Ia berusaha tersenyum pada malaikat kecilnya itu. Direngkuhnya kedua pipi kecil Haeyo lalu dikecupnya puncak kepala putrinya penuh cinta.

“Appa menyanyangi mu, nak,” desis Donghae lalu memeluk Haeyo erat.

Sejauh apa pun kau berlari dari ku, aku akan terus mengejar mu …

Hingga keujung dunia sekali pun …

Bahkan jika kedua kaki ini telah hilang, aku akan meraih mu dengan segenap kemampuan yang ku punya …

Karena ku ingin kau tetap disini bersama ku selamanya ..

***

Donghae meletakkan beberapa kantung makanan ringan diatas meja. Ia menatap Yoona sekilas kemudian mengeluarkan semua makanan itu lalu memasukkanya kedalam lemari pendingin yang disediakan di bangsal VVIP .

“Lihatlah, Yoong. Anak mu itu makannya banyak sekali,” ucap Donghae masih sibuk memasukkan cemilan putrinya.

“Pagi ini dia begitu cerewet. Meminta banyak hal pada ku. Aku hanya menghela nafas memperhatikan sikapnya yang semakin hari semakin menggemaskan.”

“Tidakkah kau ingin segera bangun dan melihat anak mu itu?” tanya Donghae yang pasti tak akan pernah mendapatkan jawaban dari orang yang baru saja ditanyanya.

Ia berjalan mendekati Yoona, menarik sebuah kursi lalu duduk di samping tempat tidur Yoona. Digenggamnya tangan pucat itu. Matanya tak lepas menatap wajah Yoona.

“Benarkah kau pergi menemui Haeyo didalam mimpi? Kenapa kau tidak pernah datang kedalam mimpi ku, Yoong. Kau jahat sekali.” Donghae mengatur nafasnya yang mulai tak teratur menahan semua emosinya. Matanya berkaca-kaca, namun sebisa mungkin ia tak menangis. Ia sudah berjanji pada putrinya untuk tidak menangis lagi.

“Empat tahun sudah, Yoong. Tak lelahkah kau terus-terusan terbaring disini? Tak inginkah kau pulang kerumah? Aku tak pernah mengubah posisi rumah kita Yoong, karena aku ingin kau tidak merasa asing jika kita kembali kerumah lagi nanti,” lanjut Donghae.

“Bukankah kau merindukan ku? Haeyo sendiri yang bilang bahwa kau merindukan ku. Bangulah dan peluk aku dengan erata,” desis Donghae.

“Appa …!!” panggil Haeyo tiba-tiba. Gadis itu muncul dari balik pintu kemudian berlari kearah Ayahnya.

“Ada apa?” tanya Donghae menatap Haeyo yang berwajah gusar.

“Appa, aku ingin es krim strawberry,” rengek Haeyo.

“Es krim? Bukankah tadi kita sudah membeli es krim?” tanya Donghae heran.

“Tapi es krim itu rasa coklat. Aku ingin rasa strawberry, Appa,” rengek Haeyo manja.

“Aigo .. Nanti saja Appa belikan, bagaimana?” tawar Donghae.

“Shiro! Aku mau sekarang,” perintah Haeyo. Donghae menghela nafasnya. Selalu seperti ini, pikirnya. Ia tak dapat menolak semua kemauan Haeyo. Haeyo selalu berhasil membuatnya bertekuk lutut dengan segala keinginannya.

“Aish! Baikalah, tunggu disini. Jangan kemana-mana, arraseo?” ucap Donghae kemudian bangkit dari duduknya.

“Appa, aku ingin dua es krim?” pekik Haeyo segera.

Donghae memalingkan wajahnya. “Ya! Banyak sekali? Jangan terlalu banyak makan es krim, Haeyo~a. Nanti kau bisa flu,” nasehat Donghae.

“Aku ingin Eomma juga memakan es krimnya, Appa,” jawab Haeyo membuat Donghae tertegun. Sebegitu inginkan ia bertemu dengan Ibunya? Pikir Donghae. Donghae hanya mengangguk meng-ia kan kemudian menghilang dari balik pintu.

Dengan langkah pelan ia melewati koridor sepi itu. Matanya tertuju pada garis proslen yang berwarna putih terang. Pikirannya menerawang jauh, mengingat sebuah kenangan manis bersama yang dicinta.

Flashback …

Donghae masih tertidur lelap. Yoona tersenyum menatap wajah suaminya yang begitu damai. Dielusnya pelan pipi Donghae, membuat pria itu terbangun dan membuka matanya. Dilihatnya mata Yoona yang menatapnya berbinar. Sebuah senyum tersungging dari bibir tipisnya.

“Waeyo, Yoong?” tanya Donghae masih setengah sadar.

“Oppa, bangunlah. Aku ingin memakan es krim. Bisakah kau membelikannya untuk ku? Aku ingin es krim rasa strawberry,” ucap Yoona lembut.

“Aku masih mengantuk, Yoong. Besok saja, ya?” ucap Donghae dengan suara serak.

“Shiro! Oppa, ayolah. Ini permintaan anak mu,” bujuk Yoona. Diraihnya tangan Donghae lalu menuntunya untuk mengusap perut buncit Yoona yang berumur 8 bulan. Donghae membuka matanya kembali, melawan segala hasratnya untuk tidur.

“Baiklah, Yoong,” ucap Donghae beringsut turun dari tempat tidur. Namun sedetik kemudian ia memekik keras, “Ya! Ini sudah tengah malam, Yoong. Mana ada mini market yang buka jam segini,” keluh Donghae.

“Pokoknya harus dapat sekarang juga. Aku tidak mau tahu. Ini kemauan bayi kita, Oppa,” ucap Yoona menggelayut manja di lengan Donghae.

Pria itu menghela nafasnya berkali-kali. Dengan sekuat tenaga ia meraih jaketnya lalu pergi dengan mobilnya, memenuhi semua keinginan Yoona yang tak biasa itu.

Lama Donghae menelusuri jalanan Seoul yang sudah sepi. Hanya beberapa kendaraan pribadi yang melintasi jalan raya itu. Matanya masih aktif mencari mini market yang buka dijam-jam malam seperti sekarang.

Senyumnya reka ketika dilihatnya sebuah mini market yang bertuliskan ‘Open 24 jam’ …

Dengan segera Donghae turun dan memasuki mini market itu. Dipilihnya sekotak es krim rasa strawberry berukuran besar. Ku rasa ini cukup, pikir Donghae. Ia berjalan menuju kasir untuk membayar, namun langkahnya terhenti. Ia kembali lagi menuju lemari pendingin itu dan mengambil beberapa es krim yang berukuran sama namun berbeda rasa.

Donghae membeli rasa coklat, kiwi, melon, alpokat, anggur, pisang, jeruk. Ia membawanya sedikit kesusahan menuju meja kasir. Petugas yang berjaga hanya menatapnya heran dengan semua barang belanjaanya. Donghae menyunggingkan senyum renyahnya pada penjaga itu lalu dengan cepat mengeluarkan uang wonnya dari dalam dompet.

Segera ia kembali kerumah dengan senyum lebar. Donghae mengayun-ayunkan plastik belanjanya senang. “Yoong!! Yoong!!” panggil Donghae.

Ia tak mendapatkan jawabannya. Donghae segera menyusul Yoona dikamar dan menunjukkan semua belanjaannya itu. “Yoong,” panggil Donghae.

Yoona menatap Donghae sembari tersenyum. “Ini es krim yang kau inginkan,” ucap Donghae. Kini pria itu telah duduk didekat istrnya.

“Kenapa banyak sekali. Oppa?” tanya Yoona heran.

“Sengaja untuk persediaan jika kemauan aneh mu datang tiba-tiba,” ucap Donghae membuat Yoona mendelik. “Ini permintaan bayi kita, Oppa,” ucap Yoona kesal.

“Ne .. Ne .. Itu memang keinginannya. Aku tahu itu. Baiklah, makan yang banyak. Oppa tidur dulu,” ucap Donghae melepaskan jaketnya kemudian bersiap untuk tidur kembali namun dengan segera ditahan oleh Yoona.

“Ada apa lagi?” ucap Donghae dengan mata yang sudah berkantung. Yoona tersenyum, “Oppa harus menghabiskan es krim strawberry ini. Ini permintaan bayi kita, Oppa,” ucap Yoona dengan wajah inouncentnya.

“MWO?!!”

Flashback end …

Setelah membeli dua buah es krim yang diinginkan Haeyo dikantin rumah sakit, Donghae segera kembali kekamar inap Yoona.

Matanya menatap lurus kedepan. Ia terkejut ketika beberapa orang perawat serta dokter keluar dari kamar istrinya. Segera Donghae berlari mendekati dokter tersebut.

“Apa yang terjadi dokter?” tanya Donghae panik.

Wajah dokter itu terlihat serius, “Tuan Lee Donghae. Selamat, istri anda sudah sadar. Kondisinya mulai berangsur membaik,” ucap Dokter Kim membuat Donghae membeku seketika.

Benarkah itu? Inikah akhir dari penantian panjang ku? Air matanya pecah, segera ia berlari masuk kedalam kamar Yoona. Dilihatnya wanita itu sedang membelai rambut Haeyo lembut.

“Yoong ..” desis Donghae pelan. Yoona tersenyum ke arah Donghae. Donghae menjatuhkan es krim yang berada ditangannya. Ia berlari menghampiri Yoona, lalu memeluk erat wanita itu.

Donghae menangis haru didalam pelukan istrinya. Inilah saat-saat yang paling ditunggu Donghae. Ia bahagia karena semua doanya telah dikabulkan oleh Tuhan. Berkali-kali ia mengucap syukur atas mukzizat yang telah diberikan Tuhan padanya.

Rasa rindu itu meluap seiring dengan kebersamaan yang tercipta di antara keluarga kecil itu. Donghae tahu, cintanyalah yang akan menuntun Yoona kembali kedalam kehidupannya. Kesabarannya selama ini akhirnya membuahkan hasil.

“Yoong, aku merindukan mu. Sangat merindukan mu,” ucap Donghae.

“Na do, Oppa,” ucap Yoona lirih. Hatinya kini merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Akhirnya ia bisa bersama-sama kembali dengan suami beserta anaknya yang sangat cantik itu. Perjuangan besarnya terbayarkan sudah.

Keduanya hanyut akan dunianya sendiri hingga tak sadar sedari tadi sepasang mata malaikan kecilnya tengah menatap penuh tanya kearah Ayahnya. Ditariknya t-shirt polo milik Donghae.

“Appa, es krim ku mana?” tanya Haeyon membuat Donghae dan Yoona tertegun. Mereka saliang berpandangan.

“Appa janji akan membelikannya kan? Mana?” tagih Haeyo.

Donghae menoleh kearah dua es krim yang terjatuh di lantai. “Mainhae, Appa menjatuhkannya,” sesal Donghae.

Haeyo menyilangkan kedua tangannya, ia memasang wajah cemberut. “Aku ingin es krim strawberry,” rajuk Haeyon.

Yoona tersenyum dibalik bibir pucatnya. Dilihatnya wajah malaikat kecilnya yang begitu menggemaskan, sungguh anugerah Tuhan ia masih diberi kesempatan untuk tetap hidup merasakan kebahagiaan yang tiada taranya itu.

“Aish! Baiklah Tuan Putir Haeyo. Appa akan membelikannya nanti,” tawar Donghae. Ia tahu jawabannya pasti tidak, karena gadis kecilnya itu sangatlah keras kepala.

“Shiro! Aku mau sekarang.” Spontan Donghae dan Yoona tertawa bersamaan.

Akhirnya semua cobaan akan berujung dengan kebahagiaan jika kita menjadi kuat. Sekeras apa pun kehidupan ini menempa mu, satu yang harus tetap diyakini bahwa semua akan terlihat indah pada waktunya sekali pun kita tidak mengetahui kapan hal itu akan terjadi. Hadapi semua dengan jiwa besar, karena dengan begitu kau akan merasakan bagaimana rasanya mencintai dan dicintai seseorang dengan setulus hati. Bersabar serta tabah itulah kunci sukses untuk menjalani segala cobaan yang berat. Percaya bahwa selalu ada mentari yang siap menyinari hidup mu walau segelap apa pun kau terpuruk.

***

Aku yakin cinta ini akan tetap utuh …

Bahkan menjadi abadi selamanya …

Semua janji yang telah kita ucapkan bersama, adalah ikrar yang terus mengikat jalan hidup kita ..

Menjadikan kita tetap satu dalam asa serta angan semu …

Percayalah bahwa aku disini menggenggam tangan mu erat …

Membasahi cinta kita dengan air mata kasih yang menyubutkan …

Kau tetap terlihat cantik, baby … Bagaimana pun keadaan mu …

Karena aku mencintai mu bukan dengan mata, tapi dari hati …

Mengertilah bahwa aku selalu menangisi mu setia malam dan setiap harinya …

Tapi tak pernah ku sesali semua itu, karena kini telah tergantikan oleh tawa mu yang begitu ku rindu …

Tak perduli sudah berapa liter kuhabiskan air mata ini …

Yang terpenting kini kau telah kembali kepada ku untuk merajut cinta yang baru …

Saranghae Im Yoona …

-Lee Donghae-

-FIN-


Trackbacks & Pingbacks

Comments

  1. * Indahnyaaja says:

    Daebak chingu….
    Trharu….dr awl ampe akhr brhsil bkin aq nangis……..;(tp sneng akhr.a bhgia……..:)
    Feel dpt bgt…;)

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  2. * Lyka_BYVFEGS says:

    hikss…hikss…
    aq mewek…
    trharu…

    pagi2 bngung tdur udh nangis gra2 bca ff ini.

    ff’y kren…
    saya suka….saya suka,,,
    keep writing!!!

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  3. Wee daebak, cinta sejati banget >o< keep writing thor 🙂

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  4. * mitsuki says:

    ceritanya keren. Mengharukan bgt..hae setia nunggu yoong bangun, akhirnya bangun juga..

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  5. * jeanitnut says:

    Gak tau mau comment apa. Semuanya rapi, keren. Ditunggu ff selanjutnya^^

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  6. * @BellaBilu says:

    Soo sweeet ..
    aigoo , nyentuh bgt nih cerita . sequel dooong hihi

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  7. Donghae setia banget nungguin Yoong 4 TAHUN >.< itu bener-bener waktu yang nggak sebentar :O
    Bacanya sampe nangis-nangis nih T_T
    Pokoknya daebak deh ceritanya.. Fighting!!~~^^

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  8. * yoong fishy says:

    ini udh prnh d’post d’blog laem blum cngu??
    ky’a aq prnh bca

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  9. * DeerFishy says:

    terharu banget bacanya …
    Daebbak FFnya ..

    Ditunggu FF selanjutnya 🙂

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  10. * sylvia.monica22 says:

    bikin nangis author. Ffnya bagus T,T
    feelnya dpet.

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  11. * aiko says:

    akhirnya yoong sadar,senangnya..

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  12. untung happy ending, kalau sad siap2 ngamuk author..

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  13. * mochichi says:

    Ceritanya bikin terharu nih!
    Untung akhirnya Yoona bangun jg.
    Haeyo jahil bgt yah,suka ngerjain appa-nya.
    Kekeke

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  14. * mimimi says:

    Happy ending :’)

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  15. * Lee Hae Yong says:

    aku nangis bacanya… 😥
    bener-bener hebat authornya..
    setiap katanya mengandung makna yg terdalam

    aku suka ffnya…
    Author jjang!!!

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  16. * Lee Hae Yong says:

    Reblogged this on seokyuyoonhae and commented:
    FF yang sangat mengandung makna ^^

    | Reply Posted 12 years, 2 months ago
  17. * yenny_yoonhaelovers says:

    terharu baca’n… donghae oppa bner2 setia nungguin yoona sadar dari koma’n. untung ajj happy ending.. klo sad ending siap2 demo depan rumah author hehehee

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  18. * HaenA says:

    ff-ny bner2 sweet deh… Daebakk!!
    Hae oppa trimaksih untk penantianmu slma 4thn, yoong unnie makasih sudh sadar lg untk hae oppa…
    Author gomawo udh bkin ff yoonhae,, trus brkarya ya,.
    YOONHAE JJANG!.

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  19. * diana says:

    ªķΰ prnah bca ff ini, tp lupa d blog mna, hehe..
    Ceritanya baguss bnget chingu, TOP !

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  20. * snsdthebest says:

    hwaaaaa daebak !!! kerenn bget eonn ff nya…
    aku gx tw hrus blang apa..snyum snyum gx jlas aku baca nya,
    kasian haeppa sama haeyo nya .. adu aduuhh aku jd kbayang ntar anak yoonhae kyk gmana yahh…..haha #abaikan. bwt lg yg bnyak eonn!! Yoonhae JJang!!!<3

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  21. * i am elf says:

    bagus banget chingu,, feelnya dapat,, keren,,

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  22. * vannie elf sparkyu says:

    hahahaha eonni aqu reader baru mu..!!!

    aqu suka sma ff mu eooni,,kya’a qu makin suka ajj sma ni couple yoonhae..

    wah cerita’a bagus banget,,gilee donghae kuat juga nungguin yoona 4th..

    itu lah yg d nmakan cinta…cocuite banget deh**

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  23. * secondevil says:

    kyaaaaaa suka banget, gaada cacatnya. kerasa banget perubahan alurnya. then…, i’m wondering how does haeyo look~^^

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  24. * Haenha~Elfishy says:

    Amazing ff..
    Bnern aq smpe nangs bca.a..
    Like real,brasa bkn ff..
    Gx bz d ungkp.n dgn kta” dwech..
    Mnta sequel donk..

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  25. * rianhae says:

    nice ff..
    YoonHae jjang!!!
    keren banget chingu..

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  26. * rani says:

    Cerita@ bagus…
    N akhir@ happy ending…
    Di tunggu ff terbaru@…
    Terimakasih

    | Reply Posted 12 years, 1 month ago
  27. * snsdthebest says:

    eonni aku suka bget sm ff mu… >,< kerennn bgett d^^b
    buat sequel nya dong unn!!yayaya 😀

    | Reply Posted 12 years ago
  28. * febrynovi says:

    FF-nya KEREN BANGET!! Mengharukan T.T
    DAEBAK~~ aku speechless gabisa ngomong apa2lagi heheh XD

    | Reply Posted 11 years, 11 months ago
  29. ru lsy nve aku r

    | Reply Posted 11 years, 10 months ago
    • Mianhe, kesalahan bukan terjadi pada mata anda. tapi pada adik saya yang sudah nulis comment tidak jelas seperti itu *tunjuk atas.
      sekali lagi mianhe…
      kekekekeke

      | Reply Posted 11 years, 10 months ago
  30. * Deery00ng says:

    Ahh , ,
    dpt bgt feel.x , ,
    dr awal mpe akhir mewek trus 😉

    y0onhae mang slalu daebbakKK 🙂

    | Reply Posted 11 years, 9 months ago
  31. * tya nengsih says:

    Terharu……keren ceritanya

    | Reply Posted 11 years, 9 months ago
  32. * egadorks says:

    Bagus chingu! TT___TT
    Btw, boleh gak ff ini aku jadiin insprirasi buat ff aku? Gak mirip banget kok… 😀 dan gak bermaksud plagiat juga…

    | Reply Posted 11 years, 8 months ago
  33. * Salsa_YH says:

    seru bgt crita’a…terharu gu’ut baca’a T_T..

    thor daebak daebak DAEBAK…

    ini crita menyedihkan ke 2 yg gu’ut baca :))

    | Reply Posted 11 years, 8 months ago
  34. * nidaneed says:

    keep writing yoonhae ff chingu^^

    | Reply Posted 11 years, 7 months ago
  35. * Elsa says:

    Ceritanya keren chingu 🙂 jadi terharu nih hiks.. hiks.. #Lebay! DAEBAK!!!!!!!!

    | Reply Posted 11 years, 6 months ago


Leave a reply to Deery00ng Cancel reply